Teks : Surat Tanah Milik H. Ahmad Dahlan Nasution yang kini tengah digugat oleh 18 Ahli Waris (istimewa).
dailysatu.id-Medan. Sebanyak 18 Ahli waris dari almarhum Ahmad Dahlan Nasution menggugat Penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) atas nama PD Paya Pinang atas tanah seluas 4.719 hektare. Terbitnya HGU tersebut diangggap salah prosedur dan batal demi hukum.
Hal itu disampaikan Kuasa Hukum Penggugat Eko Prasetia, SH MKn dan M. Aris Damanik SH kepada wartawan di Medan, Senin (25/11/2024).
Disebutkannya, hak privat dari 18 para ahli waris atas tanah yang terletak di Desa Paya Mabar dan Sei Buluh Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, saat ini telah "dibegal" dengan diterbitkannya HGU atas nama PD Paya Pinang itu.
Sementara Sidang perdana sengketa tanah antara 18 orang Ahli Waris dengan PT PD Paya Pinang batal digelar di Pengadilan Negeri (PN) Sei Rampah, pada tanggal 4 September 2024 lalu, karena pihak PD Paya Pinang tidak hadir.
"Batalnya persidangan itu lantaran pihak PT PD Paya Pinang sebagai tergugat tidak hadir tanpa alasan," ujar Eko sembari menirukan perkataan majelis Hakim Muhammad Sacral Ritonga bahwa sidang ditunda.
Menurutnya, HGU di atas hak privat 18 Ahli waris tanpa melaksanakan prosedur hukum yang berlaku menurut undang- undang di Republik Indonesia, seperti halnya penggunaan aset negara dan pemberdayaan pada Undang-undang nomor 1 tahun 2004.
Sementara itu Hafni Dahriza Binti Ahmad Dahlan Nasution yang merupakan salah seorang ahli waris, Selasa (26/11/204) di Medan menyampaikan, alas hak tanah atas nama almarhum Ahmad Dahlan Nasution ini, didapatkan dari Tjong A Fie dengan akte jual beli. Almarhum Ahmad Dahlan Nasution membeli sebidang tanah di Desa Paya Mabar Kecamatan Tebing Tinggi seluas 4.719 Ha.
Hal itu dibuktikan dengan akte jual beli yang diperbuat dihadapan notaris Hasan Gelar Sutan Pane Parohom, nomor 24 tanggal 8 Desember 1956 yang isinya peralihan hak dengan jual beli antara Tjong A Fie atas hak konsesi seluas 4.719 Ha yang diperkuat juru ukur di medan pada tanggal 1 juni 1898 nomor 96 serta dibenarkan keputusan Residen Sumatera Timur pada tanggal 24 Februari 1906 dan seterusnya.
Dijelaskan, sengketa tanah antara keluarga penggugat dengan PD Paya Pinang itu sudah berlangsung lama, namun belum juga terselesaikan. Maka penggugat menuntut PT PD Paya Pinang mengembalikan tanah milik orang tua mereka yang diduga dikuasai puluhan tahun tanpa ada dasar hukum.
Menurut pasal 20 ayat 1 undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria, ahli waris Almarhum Ahmad Dahlan Nasution yakni;
1. Yulie Fauziah Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
2. Mashurruddi Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
3. Enny Dahlan Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
4. Eva Silvia Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
5. Ahmad Zuhri Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
6. Abdul Khalid Bin H.Ahmad Dahlan Nasution.
7. Asmita Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
8. Ary Agustina Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
9. Abd Haris Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
10. Hikbal Binti Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
11. Hafni Dahriza Binti Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
12. Hafda Mestika Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
13. Hafna Djuwita Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
14. Hafrina Arafah Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
15. Dewi Amperawati Binti H.Ahmad Dahlan Nasution.
16. Muhammad Anugrah Bin Efendi Nasution
17. Nurul Fajriati Binti Efendi Nasution
18. Dini Faruza Binti Efendi Nasution. (ds/ki)